Sunday, April 20, 2008

Liburan ke Singapura via Batam (II)

Hari Kedua (21 Maret 2008)
Masih kurang puas dengan jumlah coklat yang dibeli, hari ini masih menuju Kawi Jaya lagi. Sekalian melihat-lihat berbagai macam barang di Nagoya Business Center. Ada tas, sepatu, dompet, dan lainnya dengan berbagai macam merk internasional. Harga di sini bisa ditawar dan harus jeli untuk membedakan kualitas produk. Karena ada juga yang menjual produk asli tapi palsu. Nah, ujung-ujungnya beli parfum lagi Boss Element.
Sebelum ke Batam Center, kami singgah dulu di rumah teman abang untuk menitip barang-barang. Tujuannya agar setiba di Singapura, bisa langsung pakai MRT yang hanya membolehkan penumpang membawa dua koper saja, itu pun dilihat dari ukurannya.
Bhb sudah check-in dihari sebelumnya, jadi kami tidak terlalu terburu-buru. Beli makanan kecil dan air minum dulu untuk di ferry. Dan bhb pasporku dan adikku keluaran Medan, diwajibkan membayar fiskal per orangnya sebesar 500rb rupiah. Sementara saudaraku yang lain punya paspor non Medan. Beruntunglah yang punya paspor keluaran Kep. Riau, Sumsel, dan Sumbar yang tidak terkena biaya fiskal. Mengenai tempat pembayaran fiskal mudah dicari kok, karena ada tertera jelas tulisan FISKAL di samping loket pembayarannya. Letak loket ini di lantai 1, kalau masuk dari pintu utama Batam Center, langsung ke sebelah kiri. Sementara kalau di sebelah kanan, terdapat loket-loket penjualan berbagai jasa ferry.
Berbicara tentang fiskal, aku jadi teringat dengan sopir taksi di Batam yang menawarkan kami dalam pengurusan fiskal dengan harga yang lebih murah (350rb!). Syaratnya, min. penumpang yang akan berangkat berjumlah 5 orang. Aku sih nggak tergiur, cari aman aja, lagipula kan biaya fiskal digunakan untuk pembangunan negara (nasionalis kali aku ya... hihi...).
Untuk menuju ferry, naik ke lantai 2 dan di sebelah kiri sudah ada petugas yang memeriksa penumpang dan barang bawaannyaIkuti saja jalan di depan, dan sampai ke petugas imigrasi. Setelah duduk selama 10 menit, gate dibuka tanda diizinkannya naik ke ferry. Kami memilih duduk di kabin bawah yang ber-AC. Saran, pilih tempat duduk di depan agar meminimalisir efek guncangan ombak selama perjalanan. Lagipula, tempat duduk di depan lebih bagus dan space-nya lebih luas dan cocok bagi yang bepergian dengan keluarga. Setelah satu jam, akhirnya sampai di Singapura. Sebelum tiba di Harbourfront, kita bisa melihat Sentosa Island (ada berbagai resort yang indah, the true Merlion, cable car, Singapore flyer, cruise mewah yang sedang menepi, dan lainnya). Begitu sampai di Harbourfront, kita langsung menuju petugas imigrasi. Ada dua jalur di sini, yaitu jalur untuk warga negara Singapura, dan All Passport jalur untuk semua warga negara non Singapura. Di sini langsung bisa terasa suasana tertibnya. Cuma ibu-ibu turis warga Jepang di belakangku yang agak menyebalkan. Begitu keluar dari bagian imigrasi, kita sudah disambut dengan ramainya suasana Harbourfront. Kebetulan Harbourfront ini juga menyatu dengan mal baru, Vivo City. Jadi hampir mirip dengan Batam Center lah, cuma lebih megah yang ini. Selanjutnya kita pilih transpor MRT menuju ke Orchard Road. Tidak susah kok mencari stasiun MRT nya, berbagai sign memudahkan kita untuk mencarinya (jangan takut tersesat di Singapura, semuanya jelas dan mudah dengan adanya berbagai penunjuk jalan). Kalau udah tersesat betul, silahkan mencari taksi. Hehe.. Kalau ada banyak barang bawaan, bisa juga mencari taksi yang tarif buka pintu rata2 sebesar SGD 2,5. Atau bisa juga menggunakan bus. Atau kalau mau langsung ke Sentosa Island, bisa menggunakan Sentosa Express yang tarifnya SGD 9,9 (one way) atau 10,9 (return trip) utk adult dan SGD 4,5 (one way) atau SGD 5,5 (return trip) utk children. Saran, silahkan beli Ez-Link Card karena lebih praktis dan jauh lebih hemat. Kartu ini bisa digunakan utk sarana transportasi MRT maupun bus. Sayangnya aku nggak beli krn saran sesat dr sso (bad luck...). Tarif MRT paling mahal sebesar SGD 1,80 . Nah, kita langsung menuju Orchard Road. Bhb tdk ada rencana sebelumnya utk ke Singapura hari ini, kita harus mencari-cari tempat penginapan terlebih dahulu. Aku sih sebenarnya pengen di Summer Tavern Hostel karena tepat berada di depan Clarke Quay MRT Station. Sehingga transportasi jadi lebih gampang dan bisa menikmati keindahan Clarke Quay setiap saat. Di sini kita bisa sewa per bed sebesar SGD 35, bisa juga sewa per room sebesar SGD 70. Dan karena bawa anak kecil dan bersama keluarga, aku rasa tempat ini tidak terlalu sesuai. Meski demikian, next time aku rencana pengen coba Hostel ini. Info lebih lanjut: http://www.summertavern.com/. Akhirnya kami sepakat untuk stay di Lucky Plaza Apartment krn hotel-hotel di Singapura banyak yg full. Bahkan di Lucky Plaza sendiri susah bener cari kamar yang kosong. Ada saran stay di distrik Geylang. Memang sih di sana banyak hotel berbintang dengan tarif yang murah (berkisar SGD 60), tp daerah ini adl daerah malamnya Singapura, redlight district istilah kerennya. Atau setara dengan Mangga Besar di Jakarta atau Nibung di Medan. Oh ya, untuk mencapai Lucky Plaza, setelah keluar dr Orchard MRT Station, you may turn to the right side. Letaknya tepat di depan Wisma Atria. Kalau susah mencarinya, lagi2 penunjuk jalan mudah ditemukan dan sangat membantu. Begitu sampai di dalam Lucky Plaza, naik ke lantai 2 menggunakan lift atau tangga berduri (istilah penduduk Singapura utk elevator) atau tangga manual. Di sini ada empat lift yang menuju tempat berbeda. Agar jgn tersesat, setelah naik ke lantai 2, cari tanda Exit. Nah, di situlah letak lift menuju apartemennya. Aku sempat salah lift dan muter2 plaza jadinya. Beruntung aku ada bawa nomor pemilik apartemen. Jadinya bisa langsung deal sewa kamar. Pemiliknya orang Indonesia yang tinggal di Jakarta. Di sana aku menemui pembantunya yang juga asal Indonesia. Sebenarnya apartemen di Lucky Plaza ini pun banyak disewa turis asal Indonesia juga, jadi banyak ketemu sesama orang Indonesia di sini. Mengenai tarif sewa kamar, kami dapat kamar yang ada tiga bed, seharga SGD 120. Sementara untuk satu kamar yang single atau double bed dipatok seharga SGD 75 utk week-end dan SGD 60 utk hr biasa. Oh ya, di dalam apartemen ada beberapa bilik/kamar, jadi dalam satu apartemen kita share dengan penyewa lain. Dan juga kami kebagian apartemen yang kecil. Beruntung malam itu, kami penyewa tunggal. Mengenai fasilitas, di dalam apartemen ada pantry, kamar mandi dengan heater, dapur (kompor gas, kulkas, bak cuci, dll), dan washing machine. Dan yang terpenting, semua dalam keadaan siap pakai dan bersih! Sebagai info (bukan promosi), ini ada beberapa nomor yang bisa dihubungi jika suatu saat ada rencana stay di sini. Bisa juga sistem booking, dengan memakai panjar yang dibayar melalui transfer rekening bank. May this number can provide you further information: +65 6736-1306 (Mdm. Soh) atau Lena (0811693088, +6597371587), atau Wira (08126108565). Di Singapura, maghrib sekitar jam 19.30. Makanya kami baru makan malam jam 20.30. Giliran cari makan nih. Aku ngasih saran makan malam di Lucky Plaza aja. Memang tidak susah kok cari makan malam di sini. Mau cari makanan apa pun, ada di foodcourt lantai 1. Mengenai harga, berkisar SGD 3,5 sampai ke SGD 5 belum termasuk minum (soft drink berkisar SGD 1,2). Habis makan, belanja souvenir di lantai yang sama. Rata2 dijual dg harga 3 for SGD 10. Kualitas barang bagus2, malah untuk bbrp item lebih mahal di Kuala Lumpur. Item2 nya pun variatif dan menggoda utk dibeli. Alhasil, kami betah hampir satu jam lamanya. Setelah itu, jalan2 sepanjang Orchard Road yang penuh dg shopping center. Siapa sih yang tdk betah berada di sini. Menikmati malam dg mencuci mata, baik produk maupun orang2 yg berkeliaran (hehe..). Shop til you drop, memang berlaku di sini. Kalau capek, silahkan melepas lelah dan menikmati es potong yang buat segar kembali sambil duduk di taman. Plus sambil memandang orang2 yg sdg bermesraan (lha... haha...). Oh iya, kita sempat juga masuk ke House of Condom. Tau nih kalo udah lht yg beginian, badan serasa di-remote tdk terkendali langsung masuk. Haha... Akhirnya semua ikutan masuk, pdhal ada larangan anak di bawah 18 tahun dilarang masuk. Hihi...

Liburan ke Singapura via Batam (I)

Libur nasional tanggal 20 Maret 2008 (Maulid Nabi Muhammad SAW) dan tanggal 21 Maret 2008 (Kenaikan Isa Al-Masih), disambut dengan hari Sabtu dan Minggu, membuat hari libur menjadi panjang. Di awal tahun memang sudah direncanakan untuk liburan ke suatu tempat. Terlebih lagi karena tahun ini aku belum bisa dapat izin cuti dikarenakan belum genap satu tahun bekerja di perusahaan yang baru. Jadi moment ini tidak bisa dilewatkan begitu saja. Awalnya aku pengen buat suatu tulisan di blog tentang liburan dengan low budget, tapi niat itu harus dibatalkan nih. Bhb liburan bareng keluarga, jadi ya kecil kemungkinan bisa libur dengan dana seminim mungkin. Maybe next time aja kalo liburan bareng teman-teman ala backpacker. Tujuan ingin menulis low budget travel karena pd dsrnya aku suka jalan-jalan. Nah, dengan menggunakan dana seminim mungkin, kan sisa dananya bisa digunakan untuk jalan ke tempat-tempat lain (ini krn pelit bukan ya? Hehe...). Tapi yang paling penting, euphoria akan muncul kalo bisa survive di negeri atau lokasi asing dengan mengeluarkan dana seminimal mungkin. Tapi sekali lagi, cerita ini nggak jadi cerita tentang low budget travel ya. Buat yang cari info tentang estimasi biaya dan rute perjalanan ke Singapura via Batam, semoga tulisan ini bisa membantu memberi sedikit informasi yang berguna.
Hari Pertama (20 Maret 2008):

Dari Medan aku berangkat dengan menggunakan Mandala Airlines melalui Bandara Polonia Jam 11.50 WIB. Aku cukup beruntung bisa dapat harga tiket yang murah. Kebetulan ada promo Buy 1 Get 1 dari Mandala untuk rute Medan-Batam (pembelian di akhir Januari 2008, cuma tiga hari!). Begitu baca infonya, aku langsung beli tiket secara online di http://www.mandalaair.com/. Lumayan bisa menghemat. Harusnya tiket PP untuk 2 orang senilai 1,65 juta rupiah. Tapi berkat promo ini, aku bisa menghemat lima ratus ribu rupiah. Kalau dikalkulasi, utk one way per orang sekitar 280-an ribu. Perjalanan menuju Batam ditempuh selama kurang lebih satu jam. Begitu sampai, langsung cari info tentang penukaran tiket ferry gratis menuju Singapura. Mandala Airlines juga lagi ada promo tiket PP gratis dengan menggunakan ferry menuju Singapura. Yang berarti, aku dapat banyak keuntungan dari Mandala Airlines dalam perjalanan ini (hehe..). Untuk penukaran tiket ferry harus dilakukan di Singapore Tourism Board counter di Batam Center. Sebelum ke sana, aku cari info tentang hotel di Batam. Sebenarnya, abangku ada voucher gratis menginap di Planet Holiday Hotel (5 star). Sayangnya voucher tersebut tidak berlaku di hari libur panjang seperti ini. Akhirnya tetap menginap di hotel tersebut dengan menggunakan biaya sendiri. Karena ada enam orang, kami menyewa dua kamar connecting-deluxe room. Rate kamar per malamnya 600rb, tp bhb beli voucher di Hang Nadim, bisa lebih murah 90rb. Enak sih hotelnya, dari kamar di lantai 11 (kami nginap di kamar 1126 dan 1128), sudah bisa kelihatan bangunan-bangunan pencakar langit di Singapura. Fasilitasnya juga bagus, desain interiornya juga indah, dan ada fasilitas shuttle bus ke Mega Mall. Mega Mall ini terletak persis di depan Batam Center. Oh ya bicara tentang Batam, begitu keluar dari Bandara, aku langsung teringat dengan kota Penang. Baik bandara dan jalan raya nya mirip betul dengan Bandara Bayan Lepas di Penang. Sejenak serasa di Penang. Taksinya juga mirip. Bedanya kalo di Batam tidak perlu membeli voucher taksi, cukup mencari taksi kosong sesuai dengan jalur antriannya. Biaya taksi dari Bandara sudah dipatok berdasarkan tujuan. Buat yang mau langsung ke Batam Center, tarif taksi sebesar 70rb. Begitu juga dari Batam Center ke bandara sebesar 70rb. Tapi uniknya, di Batam tidak ada kendaraan umum selain taksi dan ojek (berdasarkan temuanku nih ya...). Kalo jalan2 di dalam kota juga dipatok berdasarkan penumpang, biasanya kalo jalan satu penumpang dihitung 7rb. Tapi kalo banyak penumpang, bisa ditawar lagi pakai harga borongan. Setelah istirahat sebentar di hotel, kami menuju Batam Center untuk menukarkan boarding pass Mandala dengan tiket ferry. Bhb tiket Penguin Express habis, maka kami kebagian jatah Batam Fast. Sblmnya aku prnh baca info dr internet, kalo Penguin Express lebih bagus dari Batam Fast. Alasannya krn kapalnya lebih baru, lbh besar, dan jam keberangkatan hampir setiap jam. Tapi Batam Fast nggak kalah jauh kok. Malah kalo dari tampilan fisik luar, ferry Batam Fast lbh menarik dibandingkan dgn Penguin Express. Stlh dpt tiket gratis, kami langsung check-in untuk keberangkatan esok harinya. Biaya utk tiket PP ferry sebesar SGD 20, berarti hemat SGD 120 utk 6 orang. Nah, untuk seaport tax dari Batam ke Singapura per orangnya dikenakan SGD 7. Sejak akhir Januari 2008, pajaknya naik dua kali lipat dari sebelumnya yang cuma SGD 3! Kabarnya kenaikan ini dikarenakan seaport tax di pelabuhan Singapura juga naik dari SGD 10 menjadi SGD 16. Wah... Yang perlu dicatat, kita bisa beli tiket PP dengan keberangkatan kapan saja karena tiketnya bersifat open ticket. Dan usahakan agar check-in paling lama 30 menit sebelum waktu keberangkatan.

Setelah selesai dengan urusan tiket, kami makan siang menjelang sore (karena udah hampir jam 4). Dari Batam Center ada jalan penghubung ke Mega Mall (langsung ke lantai dua nya). Makan siang di Solaria (nggak di Medan, di Jakarta, di Batam kenapa kok selalu makan di sini ya? Soalnya porsi besar sih! Hehe..). Tapi nggak apalah, karena bisa memandang balon udara dan turis mancanegara ber-parasailing ria. Bagus betul pemandangannya. Setelah itu jalan-jalan bentar mengelilingi Mega Mall. Bhb uang masih berbentuk rupiah, kami menukarkan ke SGD di Mall ini. Saran nih, kalo mau menukarkan rupiah, di sinilah tempat yang aku sarankan. Sebagai komparasi, sewaktu di Hang Nadim, aku sempat tanya harga beli SGD. Beda lebih dari 100 poin! Kalau di Hang Nadim 1 SGD=Rp. 6.780,- , di Mega Mall bisa dapat Rp.6.675,- plus bisa ditawar! Akhirnya aku dapat harga Rp. 6.650,-. Nama tempat penukarannya aku lupa (mgkn Banda Mas). Tapi lokasinya di lantai 1, di depan outlet Levi’s, dan ada toko emasnya. Bhb ada titipan, tujuan berikutnya adalah Nagoya Hill Mall. Di sini tujuannya untuk beli parfum. Kebetulan teman abangku yg domisili di Batam sdh berlangganan di toko ini (Becca Boutique), harganya jadi makin murah. Bvlgari Pour Homme dibandrol 250rb, Escada Sentiment 270 rb, dan Echo Davidoff for Woman 250rb. Selain beli parfum, ada beli kaos juga. Kaos berlogo Singapura dengan jahitan timbul. Spy tdk repot beli di Singapura, akhirnya kakak dan adikku beli bbrp kaos. Kalau dibandingkan dengan harga di Singapura sendiri, nggak jauh beda kok. Tidak lengkap kalau ke Batam jika tidak membeli coklat. Tujuan berikutnya adalah ke Kawi Jaya yang terletak di perempatan di kawasan Nagoya Business Center. Harga coklat di sini lebih murah drpd tempat-tempat lain. Selain coklat, ada juga souvenir dari negara tetangga seperti Singapura tentunya, Malaysia, dan Thailand. Harganya juga hampir setara dengan harga jual kalau kita beli di Singapura kok. Sebagai penggemar makanan, tentunya aku pun memborong berbagai jenis coklat dan kacang. Sebagai penutup malam itu, kami makan di warung seafood. Aku kebetulan tidak terlalu lapar, sehingga hanya pesan satu porsi kerang rebus. Unik, kerang di Batam kecil-kecil dan tertutup semua, sambalnya juga bukan seperti di Medan yang terbuat dari nenas parut dan bumbu kacang. Kerang rebus Medan masih yang paling mantab!